Wednesday, July 17, 2013

Potret Remaja Modern (Baca: ABABIL)

Gak gua sangka akhirnya gua mo nulis yg beginian deh. Masih inget (ato belum baca) tulisan gua ttg 'Fakta BlackBerry: Bikin Bangkrut Tua dan Muda'? Disitu gua dengan gak sengaja ngedenger percakapan anak-anak SMA ttg BB. Waktu itu gua belom tau istilah yg namanya ABABIL (ABG Labil), setelah gua observasi, ternyata jadi ngakak sendiri kalo inget moment itu lagi. Kita mulai yuk? :D

Sekilas gua googling tentang ABABIL, gua dapet referensi dari blog-nya teman gue dulu waktu kuliah di manado Danny Laluyan (ijin copy link-nya ya Mba?) tentang fenomena para remaja ini. Ternyata banyak juga yg fenomenal dan cukup bikin kepala pusing juga (hampir gak gua percaya). Lalu di DetikForum ada juga yg sharing perbedaan ABABIL dan Alay (aduh, apalagi ini??). Ternyata mereka ini beda-beda tipis kayaknya. Banyak yg berpendapat kalo fenomena remaja ini timbul dikarenakan modernisasi dunia yg diserap 'bulat-bulat' oleh mereka yg belum bisa membuat 'filter' mana yg baik dan tidak. Dan parahnya lagi, banyak pihak (kaya operator selular) yg mendukung fenomena ini untuk lebih berkembang dengan memfasilitasi berkembangnya mereka. Sungguh menyedihkan juga, karena kalo gua inget jaman waktu gua masih SMP dan SMA, 'tools' Social Networking dan Gadget High-end itu belum ada. Jadi, adanya 'shifting' teknologi yg sayangnya disalah manfaatkan oleh para remaja saat ini. Bukan hanya itu, tata sistem pergaulan yg salah dari budaya orang lain juga di aplikasikan 'bulat-bulat' sebagai gaya hidup mereka. Contohnya, apakah kita sering perhatikan tempat makan umum yg jadi tempat nongkrong mereka, kaya foodcourt Mall atau Plaza sekitar kita? 


Okeh, pada dasarnya ada 2 yg pengen gua bagiin disini. Mari kita liat:

1. Gaya Hidup 'Online'
Apakah aktif di Social Networking itu salah? Gua rasa seh enggak salah sama sekali. Tapi 'cara' kita dan 'apa' yg kita pakai itulah yg menurut gua harus 'tepat guna'. Banyak para remaja memaksakan orang tua mereka untuk membeli Gadget High-End cuma untuk 'exist' di dunia maya kaya Facebook dan Twitter. Mereka apa gak tau kalo mencari uang itu susah, sampe rela-rela ngambek gak makan 2 hari sebelum dibeliin BB Onyx atau iPhone? Sedangkan orang tua mereka bersusah payah untuk mengumpulkan uang demi kelanjutan pendidikan dan kebutuhan hidup dasar. 


Seringnya gua liat anak remaja jalan tapi gak pernah liat ke depan, liatnya cuma di 'tangan' yg megang BB. Ada yg lebih sadis lagi, gerombolan remaja makan dan nongkrong di Foodcourt sambil buka Tablet Galaxy Tab Samsung, bahkan sampe ada yg gua liat tangannya sentuh-sentuh dan colek-colek layar iPad. Penasaran apa yg dibuka, gua ngintip dan jadi cekikikan sendiri begitu ngeliat mereka 'cuma' preview foto yg di tag sama temennya di Facebook. Entah apa yg orang lain pikirin, tapi gua sebenernya kasian sama orang tua mereka. Karena gua hidup dan dibesarkan dengan 'kodrat' orang tua yg susah dan pekerja keras. 

2. Komunitas ala 'Virgin'
Selain kecendrungan buat 'online', ada fenomena yg miris tentang para remaja modern sekarang. Okeh, mungkin sebenernya hal ini 'sudah' terlihat di depan mata sehari-hari. Coba inget-inget kalo makan di Foodcourt atau lagi jalan ke tempat yg rame banyak remaja, apakah kita liat anak-anak remaja seperti foto dibawah ini? 


Pertanyaan gua, kira-kira ada berapa Cewek dan Cowok disitu? Hayo... kalo ada yg jawab (entah berapa pun itu) ada Cowok, berarti salah. Mereka adalah Cewek semua! Masih inget dengan duo fenomenal dari Republik Cinta-nya Ahmad Dhani yg namanya 'The Virgin'? Gua pribadi menamakan mereka adalah 'Komunitas ala Virgin', karena gayanya sama banget. Entah memang terinspirasi atau memang bawaan dari lahir, setiap komunitas ini pasti memiliki 'Cewek yg berpakaian seperti Bad-boy' dan ada 'Cewek yg berdandan feminim' dengan rambut panjang dan rok mini. Tapi kebetulan yg diatas gak ada yg pake rok (ntar gua update kalo dapet poto yg gituan yah?). 

Yang gua pikirin adalah, sebenernya apa seh yg mereka mo tunjukkin? Gak sedikit dari mereka yg gua observasi itu 'saling pegangan tangan' dan ada yg 'berpelukan' sampe 'mengecup mesra' Cewek yg feminim kaya orang pacaran. Lebih gilanya lagi, mereka buat itu semua di muka umum disaat orang banyak memperhatikan mereka! Penilaian gua, lebih-kurang mereka terpengaruh dengan 'gaya hidup para selebritis' kaya Duo yg gua sebut tadi. Jadinya disaat mereka mencari jati diri mereka, mereka mendapat 'inspirasi' dari 'role model' mereka. Sungguh sangat menyedihkan deh, tapi secara bersamaan gua juga 'geli' ngeliat tingkah-laku mereka di Foodcourt. Apa yg salah seh dari 'sistem filter' diri mereka? (-__-")

Kesimpulan
Gua suka banget pelem-nya Adam Sandler yg judulnya 'Grown Ups', disitu banyak banget pelajaran yg bisa diambil. Salah satunya dimana ketika anak-anaknya 'kecanduan' video game dan gaya hidup mewah, bapaknya mengajarkan kehidupan 'anak-anak jaman dulu' yg sederhana dan bermain di alam. Mungkin yg belum nonton, tonton deh dah ambil hikmahnya dari pelem itu, lalu bandingkan dengan potret para ABABIL yg sering kita liat tiap hari. Atau pelajaran juga bisa kita liat di tayangan yg 'mendidik' di Trans 7 kayak Unyil dan Bolang, dan sekali lagi coba kita 'benchmark' dengan mereka. 

Para ABABIL cenderung tidak menghargai para orang tua-nya baik secara finansial yg mati-matian cari duit buat hidup, maupun harga diri orang tua yg melihat anaknya 'berpelukan dengan sesama jenis' di tempat-tempat umum. Adanya 'moral shifting' di kehidupan remaja sekarang bikin sedih, dan sekilas gua bertanya dalem hati, "Mo jadi apa mereka ntar kalo udah saatnya lepas dari orang tua?".

Mudah-mudahan dari pelajaran dan potret sekilas dari anak-anak bangsa ini bisa jadi pelajaran yg baik untuk mengingatkan adik kita, saudara kita, atau pun mengawasi dan mendidik anak kita untuk 'tidak menjadi' konsumerisme dan berpendirian tidak sesuai gender. 

Terima kasih.

No comments:

Post a Comment