Wednesday, July 17, 2013

Re-Write: Yang "Different" dari Universitas Klabat! by Hermawan Kertajaya

Waktu wisuda Pascasarjana gua hari Jumat, 27 Mei minggu lalu, gua mampir ke kosan temen buat santai-santai sebelum jam ngumpul untuk mulai acara malem. Temen gua tiba-tiba lempar majalah Marketeers edisi bulan Mei, dan dia bilang ke gua "Udah liat tulisannya Hermawan belom loe? Ada foto gua tuh disitu!"


Gua udah pernah denger tentang tulisan Hermawan Kertajaya yang ditulis secara personal di Marketeers dari Mailing List alumni. Tapi gua agak gak tertarik, karena ada satu dan lain hal yang pastinya gak bisa dibilang disini donk. Itu cuma opini pribadi kok, jadi gak begitu bermasalah.

Well, terlepas dari hal yang gua pikir diatas, tulisan Hermawan Kertajaya memang murni, sesuai kenyataan, jeli, dan kompleks. Setiap detil dari tulisannya memang menggambarkan keadaannya sebenernya dari Universitas Klabat, almamater gua yang saat ini udah melangsungkan wisuda ke-64 kali! Komentar gua tentang tulisannya adalah, "He is indeed TOP!", enough said.

Buat yang belum baca tulisannya, gua 'iseng' nulis ulang lagi dari awal dengan tidak mengurangi atau menambahkan satu karakter pun disitu. Yang suka baca langsung, coba cari Majalah Marketeers edisi bulan Mei 2011 di kolom 'Salt & Pepper' di halaman terakhir. Berikut tulisannya kayak gini:


__________________________________________________________________________
"Pengalaman saya bermalam di Kampus Universitas Klabat atau Unklab yang berlokasi di Ibukota Kabupaten Minahasa Utara, Airmadidi, sekitar satu jam perjalanan darat dari kota Manado memang unik. Separuh dari tiga ribu mahasiswa Unklab tinggal di asrama yang terletak dikaki Gunung Klabat, gunung berapi tertinggi di Provinsi Sulawesi Utara.

Mereka membangun terus asrama mahasiswa karena idealnya semua harus tinggal di asrama dalam lingkungan kampus yang hijau dan sejuk.

Kenapa?

Disitu mereka diajar mandiri serta disiplin.

Jam sepuluh malam lampu asrama mati, karena semua mahasiswa harus tidur. Jam lima pagi harus bangun karena sudah harus siap ibadah pagi dan siap kuliah yang selalu mulai pukul tujuh pagi.

Semuanya berjalan tepat waktu karena pakai bel yang dibunyikan secara keras seperti sekolah dasar jaman dulu. Keunikan dari bel ini terbuat dari selongsong bom bekas Perang Dunia ke-2 yang dijatuhkan ke wilayah Minahasa.

Yang unik lagi, kampus ini merupakan kampus sehat. Semua makanan yang ada di dapur mahasiswa bersifat "vegetarian food". Tidak ada teh, kopi apalagi minuman bersoda.

Padahal orang Manado kan tidak bisa lepas dari Coca Cola!

Konon kabarnya, penjualan Coke terbesar se Indonesia ya di Sulawesi Utara karena diminum orang dari kota sampai ke desa dan kampung. Sehari-hari!

Ketika dibawa keliling kampus yang luasnya 30 hektar ini, saya kagum melihat banyak mahasiswa yang bekerja di lapangan. Bukan kerja bakti, tapi kerja serius!

Mereka bisa bekerja di bengkel, potong rumput, di dapur, di perpustakaan dan lain-lain.

Mereka dibayar secara profesional tapi dievaluasi secara serius pula. Itulah yang disebut "student-labor"!

Kalau mau cuti kuliah satu semester juga boleh asal kerja. Tapi kalau mau kerja sambil kuliah juga boleh, tapi tidak diperbolehkan ambil kelas secara full.

Sekarang bahkan sudah diperkenankan model "parent-labor". Orang tua bekerja untuk membiayai anaknya yang sedang berkuliah. Supaya gampang, maka upah langsung dipotong dari uang kuliah.

Dengan demikian, maka Unklab bisa membantu orang-orang kurang mampu juga yang berasal dari Indonesia Timur yang bersekolah disitu.

Rektor Unklab sendiri, Dr. Tommy Mambu dengan bangga berceritera pada saya bahwa dulu dia juga pernah jadi "student-labor".

"Saya dulu pernah tidur sambil berdiri. Ketika kerja di malam hari sambil menunggu bahan cor dari bawah untuk dipakai diatas," kata beliau.

Dengan bangga pula beliau menunjukkan gedung yang dulu di-cor-nya! Yang merupakan gedung pertama yang dibangun di Unklab, yang diberi nama "East Hall".

Dan katanya, para mahasiswa yang pernah jadi student labor inilah yang kelak lebih mandiri dan berhasil di masyarakat.

Luar biasa kan?

Sayang sekali saya hanya punya waktu sebentar di kampus Unklab yang dikelola oleh Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh ini. Setelah bicara "Marketing Yourself" di depan 1.000 orang Mahasiswa yang dikoordinasikan oleh Senat Mahasiswa Pascasarjana Unklab, saya harus balik ke Manado. Di seminar itu, saya melihat mahasiswa nya sangat disiplin dan antusias dalam menangkap bahan saya.

Selain itu, dari pertanyaan yang diajukan, saya tahu bahwa mereka berkualitas.

"Unklab is Different" saya bilang ke Hentje Pongoh, Ketua Panitia yang juga Wakil Ketua Senat Mahasiswa Pascasarjana Unklab yang mengundang saya." - HK

________________________________________________________________________

Both the way he wrote and the object are astonishing! Bayangkan seorang dari 50 Guru Marketing dunia membuat 'personal writing' tentang almamater kita yand ada di 'Gunung antah berantah', bukankah ini jadi Free-marketing (yang jadi tema dari Marketeers bulan Mei juga) with high profit? 

Pertanyaannya adalah, apakah GMAHK dengan segala kerendahan hati dan pelayanannya 'sudah memperbolehkan untuk publikasi seperti ini?'

Well, hanya Tuhan yang tau... Terima kasih.

No comments:

Post a Comment